Secuil kisah saya soal berdagang. Mungkin tulisan ini akan sedikit rancu. Karena saya menuliskan kisah ini berdasarkan memori yang saya ingat.
Berdagang, bisa juga disebut berjualan. Sama saja.
Jualan juga tidak harus berupa product, melainkan bisa services.
Saya pertama kali menjual “jasa” pada saat masih SD. Waktu itu yang saya jual adalah jasa joki game, khususnya Ninja Saga (game Facebook). Saat itu memang sedang booming game Facebook. Saya sebagai orang yang syukurnya terfasilitasi internet (dengan modem) akhirnya memberanikan diri untuk menjual jasa leveling akun Ninja Saga.
Ilmu yang saya dapatkan bermodalkan YouTube.
Selain itu, saya waktu SD juga pernah menjual product berupa item in game. Item tersebut beberapa diantaranya adalah gems, gold, food, dsb dari game bernama Dragon City.
Awal saya jualan item dari Dragon City melalui Facebook adalah dengan mendaftar ke website yang menyediakan item tersebut.
Hingga pada akhirnya saya sempat membuat sendiri website tersebut. Untuk kode saya beli terlebih dahulu.
Uniknya, karena belum punya rekening saya melakukan transaksi via pulsa. Pada saat itu masih bisa bertransaksi via pulsa karena banyak juga orang yang menjual jasa convert dari pulsa ke rekening bank. Tentu rate transaksi dengan pulsa akan lebih besar daripada langsung lewat rekening bank.
SMP saya mulai berjualan desain, khususnya foto sampul Facebook.
Dengan skill desain biasa saja, entah apa yang saya pikirkan saat itu, saya berani menjual desain. Kerennya lagi ternyata hasilnya lumayan, mungkin sudah puluhan klien bertransaksi dengan saya.
Hingga kelas 8 saya menjual blog seharga Rp 700.000. Sayangnya karena saya masih lugu, hasil penjualan blog tersebut saya belikan voucher Gemscool, untuk digunakan membeli item in game dari game Lost Saga.
SMA
Kuliah, jualan kaos untuk tim Esport sendiri. Jualan jasa, khususnya domain untuk website.
Sekarang, saya berdagang saham. Dari pagi hingga sore kalau luang saya lebih senang memantau pasar saham Indonesia.