Bahas Singkat Tentang Investasi, Alokasi Dana, dan Modal

Saya mau membahas secara singkat soal investasi, alokasi dana pribadi, dan mengeluarkan unek-unek terkait anggapan masyarakat kalau investasi itu harus punya modal yang besar.

Mari kita mulai dari investasi.

Investasi

Menurut KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Teman investasi yang paling penting adalah waktu, terutama jika ingin melakukan compounding. Pelajari dahulu apa itu compunding karena ini termasuk keajaiban dunia yang tidak disadari banyak orang. Kalau sudah paham, saya yakin Anda tidak akan terlalu pesimis karena modal yang kecil.

Investasi itu bukan invest hari ini tahun depan naik berkali-kali lipat, tapi timeframe investor itu jauh lebih panjang bahkan hingga puluhan tahun.

Menurut saya salah jika orang mengharapkan return berkali-kali lipat dalam jangka waktu pendek, kecuali Anda terjebak di investasi bodong.

Asli, saya kesal dengan hal ini karena kerap kali waktu belajar investasi baru beberapa bulan langsung ditanya “mana hasilnya?” haha.

Saya berpendapat seperti ini selain karena membaca beberapa buku dari penulis buku terkemuka di dunia dan konten-konten soal investasi tetapi juga melihat sendiri di kehidupan nyata.

Mbah uti saya yang sekarang Alhamdulillah hidupnya nyaman karena sejak masih muda berinvestasi di tanah/sawah dan punya money management yang baik.

Kalau dipikir-pikir, berapa keuntungan mbah uti saya jika tanah tersebut dijual setelah 5 tahun dibeli? pasti tidak terlau terasa, tetapi bagaimana jika sampai saat ini mbah uti saya masih belum menjual tanahnya? harganya naik berkali-kali lipat!.

Lalu kalau sudah tahu seperti itu, apa kuncinya? ya, kuncinya adalah kesabaran. Sama seperti di buku-buku soal keuangan dan investasi yang saya baca. Berinvestasi itu lebih dipengaruhi oleh perilaku kita terhadap uang.

Soal return, gak perlu banyak-banyak, menyelamatkan uang agar tidak tergerus inflasi saja sudah sangat bagus.

Investasi tidak bisa menjadi sumber pendapatan utama jika nominalnya masih kecil, tetapi jika dilakukan bertahun-tahun secara konsisten bisa menjadi sumber pendapatan (passive income).

Alokasi Dana

Saya sebenarnya lebih sering menyebutnya financial planning atau perencanaan keuangan, akan tetapi saya lihat banyak orang yang lebih ramah dengan kata alokasi dana dan budgeting. Itu semua sama saja di pembahasan kali ini.

Berbagai macam teori soal financial planning sebenarnya sudah lama ada, salah satunya yang paling terkenal adalah 20/30/50 yang dipopulerkan oleh Senator Elizabeth Warren.

Senator Elizabeth Warren mempopulerkan apa yang disebut 50/30/20 Budget Rule dalam bukunya, All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan. Aturan dasarnya adalah membagi pendapatan bersih setelah pajak menjadi tiga kategori: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan.

Selain itu ada juga yang mengadopsi prinsip pareto 80/20 (terutama orang-orang yang lebih minimalis).

Kalau menurut saya pribadi alokasi dana ini hal yang kompleks, setiap individu pasti punya pandangan yang berbeda berdasarkan banyak hal, mulai dari karakter, lingkungan, dll.

Saya sendiri beberapa kali melakukan penyesuaian, pernah menggunakan 50/30/20, 80/20, dan sekarang menyusun sendiri menjadi 50/37,5/12,5. 50% saving, 37,5% needs, dan 12,5% wants. Lebih detailnya akan saya bagikan di artikel lain, yang jelas saving itulah sebagian besar masuk ke sebagai modal untuk membeli instrumen investasi dan sebagai dana darurat (bukan tabungan yang akan tergerus inflasi).

Jadi tidak ada rumus merencanakan keuangan yang paling hebat dan bisa diterapkan untuk semua orang. Disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Beda karakter, tempat tinggal, dan pendapatan bisa mempengaruhi.

Meski begitu ada juga prinsip-prinsip lain yang bisa diambil demi membantu mendapatkan rumus budgeting terbaik untuk diri kita, misalnya saja prinsip soal berhemat.

Modal

Sebenarnya jika menyangkut soal modal investasi seharusnya saya meletakkan topik ini bersamaan dengan pembahas pertama.

Tetapi saya taruh diakhir karena saya gatel dengan orang-orang yang berpikiran soal modal investasi itu harus besar sekaligus ingin memberikan rekomendasi buku soal investasi dan finansial.

Sebelum itu saya akan bocorkan apa investasi yang cocok kalau kita punya modal yang minim.

  • Ilmu (Buku, ebook, konten edukasi di internet)
  • Paper asset seperti saham (Modal Rp 100.000 saja sebenarnya sudah bisa untuk membeli 1 lot saham, bahkan ada yang harganya kurang dari Rp 50.000)
  • Kripto
  • Reksadana
  • Relasi

Bicara soal modal, saya sebenarnya tidak ingin menyanggah kalau modal itu tidak berpengaruh, melainkan mengajak untuk lebih berfokus ke apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi yang ada sekarang.

Tentu, semakin besar modal maka semakin banyak pilihan instrumen investasi dan return dari investasi. Akan tetapi saya ingin berfokus ke compounding, di mana modal utamanya adalah waktu. Siapa yang memulai sedini mungkin ialah yang sebenarnya paling diuntungkan (jika dibandingkan dengan kondisinya saat memulai berinvestasi).

Kekeliruan yang sering terjadi di antara orang yang mau memulai investasi adalah mereka membandingkan return yang ia dapat dengan orang lain yang modalnya jauh lebih besar secara nominal.

Harusnya kan gini, kalau modal Anda 1.000.000, lalu setelah satu tahun dengan return 10% menjadi 1.100.000 ini kan sudah untung, tetapi orang membandingkan returnya yang sebenarnya sama-sama 10% dengan orang lain yang modalnya 100.000.000.

Kalau bandingin seharusnya begini.

Mending kita yang punya modal 1.000.000 investasi dengan return 10% pertahun dan tahun depan menjadi 1.100.000 daripada orang yang punya modal 1.000.000 dan tidak diapa-apain sehingga selamanya akan tetap 1.000.000, belum lagi tergerus inflasi.

Dan 1.000.000 itu jika kita menerapkan compunding dengan return 10%, maka di tahun pertama mendapatkan 100.000 (sehingga 1.000.000 menjadi 1.100.000) sementara di tahun ke dua dengan return yang sama 10%, 1.100.000 tadi menjadi 1.210.000), naik lagi 110.000 (bukan 100.000) dan seterusnya akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.

Coba lihat video berikut soal compunding interest.

Kemudian ada hal lain lagi yang ingin saya sampaikan bagi orang yang punya modal sangat minim, yaitu adalah investasi leher ke atas alias investasi ke ilmu. Jangan pelit untuk beli buku-buku soal keuangan dan investasi.

Jadi tidak perlu buru-buru pengen cepat kaya, enjoy the flow, perbanyak belajar. Paksa baca buku.

Buku soal investasi dan finansial rekomendasi saya:

  • Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin
  • Semua buku Robert Kiyosaki terutama Rich Dad Poor Dad, Cashflow Quadrant, Rich Dad’s Increase Your Financial IQ, Why the Rich Are Getting Richer)
  • The Psychology of Money
  • The Intelligent Investor
  • Invested

Sebelum banyak berkomentar soal investasi, paksa baca buku-buku di atas hehe. Kalau sudah baca, saya mau ngucapin sama-sama sebelum puluhan tahun ke depan.

Terutama bagi yang merasa modalnya sangat kecil, investasi leher ke atas (ilmu) adalah yang paling bijak menurut saya karena ilmu tersebut bisa dipakai seterusnya. Bisa juga investasi di ilmu yang bisa menaikan active income kita.

Paling tidak kalau gak ada modal belajar dulu, buku yang gratis di perpustakaan umum juga ada. Konten di internet juga banyak, ada aplikasi Perpustakan Nasional juga di smartphone jadi bisa pinjam ebook.

Sebelum ngoceh soal investasi, terutama orang yang kontra, pelajari dulu apa itu investasi, instrumen investasi, tujuan investasi, dan profil resiko agar tidak terjebak di investasi bodong dan pesimis.

*Tbh, saya sebelumnya juga ga betah baca buku banyak-banyak, tapi karena saya merasa itu penting buat saya kedepannya, maka saya memaksakan diri.

Share this:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *